|
Pabrik Gula Assembagoes
Zum Vergrößern Bild anklicken
Firmenname | Pabrik Gula Assembagoes |
Ortssitz | Asembagus (Java) |
Straße | Jl. Raya Situbondo-Banyuwangi |
Postleitzahl | RI-68373 |
Internet-Seite | http://www.ptpn-11.com/pg-assembagoes.html |
Art des Unternehmens | Zuckerfabrik |
Anmerkungen | Niederländisch und noch bei [PTPN XI]: "Assembagoes". Am Eingang "Anno 1891" (unklar, ob Gründungsjahr oder Bau der vorhandenen Fabrik). Die Mühle ist um 2000 weitgehend modernisiert. Mühlen-Leistung (2000): 2365 t/d. Auch angegeben: Asembagus Pabrik, Jl. Sumber Jambe Krombang, Pasanggaran 68488, 0333/710755. Auch postalisch zu Situbondo angegeben. Gehörte lt. [BMA] zur "Suiker-Maatschappij Trikontjo" und bis 1957 zu "Handelsvereeniging Amsterdam" (HVA). Durch die Verstaatlichung Teil von "PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)". Hatte Maschinen der "Braunschweigischen Maschinenbau-Anstalt". |
Quellenangaben | Indonesian sugar mills machinery (1924) [BMA-Firmenschrift (ca. 1910)] |
Hinweise | Liegt östlich von Situbongo (relativ weit), südlich an der Straße nach Bali |
Produkt |
ab |
Bem. |
bis |
Bem. |
Kommentar |
Rohrzucker |
1924 |
Indonesian sugar mills machinery (1924) |
2006 |
noch tätig |
|
Bezeichnung |
Bauzeit |
Hersteller |
Dampfmaschine |
1925 |
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Dampfmaschine |
1929 |
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Dampfmaschine |
1930 |
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Dampfmaschine |
1930 |
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Dampfmaschine |
1928 |
Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz |
Dampfmaschine |
|
unbekannt |
Dampfpumpe |
1891 |
Compagnie de Fives-Lille pour Constructions Mécaniques et Entreprises |
Dampfmaschine |
|
Tangyes Limited |
Dampfpumpe |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Dampfmaschine |
|
Maschinenfabrik Sangerhausen Aktiengesellschaft |
Dampfmaschine |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Dampfmaschine |
|
W. Maxwell, Engineer |
Dampfmaschine |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Dampfmaschine |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Dampfpumpe |
|
unbekannt |
Dampfmaschine |
|
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Zeit |
Objekt |
Anz. |
Betriebsteil |
Hersteller |
Kennwert |
Wert |
[...] |
Beschreibung |
Verwendung |
ab 1911, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Heizfläche |
300 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 8 atm, D= 2500 mm, L= 5647 mm, Boilleur: D= 850 mm, L= 6235 mm, 112 Rauchrohre: D= 94/102 mm, L= 5675 mm, R= 6 qm, Q= 3 t/h |
|
ab 1919, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Heizfläche |
300 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 8,26 atm, D= 2400 mm, L= 6452 mm, Boilleur: D= 900 mm, L= 7000 mm, 100 Rauchrohre: D= 106/114 mm, L= 6485 mm, R= 5,3 qm, Q= 3 t/h |
|
ab 1920, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Machinefabriek Gebr. Stork & Co. |
Heizfläche |
300 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 8,26 atm, D= 2400 mm, L= 6453 mm, Boilleur: D= 900 mm, L= 7000 mm, 100 Rauchrohre: D= 106/144 mm, L= 6485 mm, R= 5,3 qm, Q= 3 t/h |
|
ab 1925, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Jacques Piedboeuf GmbH |
Heizfläche |
304 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 8,26 atm, D= 2417 mm, L= 6452 mm, Boilleur: D= 900 mm, L= 7000 mm, 110 Rauchrohre: D= 106/114 mm, L= 6485 mm, Q= 3 t/h |
|
ab 1926, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel |
Heizfläche |
285 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 8 atm, D= 2519 mm, L= 5700 mm, Boilleur: D= 800 mm, L= 7600 mm, 104 Rauchrohre: D= 106/144 mm, L= 5740 mm, R= 6 qm, Q= 3 t/h |
|
ab 1928, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
Machinefabriek Breda v/h Backer en Rueb |
Heizfläche |
270 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 12 atm, D= 2400 mm, L= 5387 mm, Boilleur: D= 950 mm, L= 6100 mm, 88 Rauchrohre: D= 106/144 mm, L= 5387 mm, R= 5,4 qm, Q= 3 t/h |
|
ab 1982, noch 2017 |
Dampfturbinen |
2 |
|
Shin Nippon Machinery Co., Ltd |
Leistung |
450 |
PS |
Typ SNM HO - 163 R, n= 4334,4 U/min, p= 15 atm, t= 320 °C, Dampfverbrauch: 5800 kg/h |
Mühlenantriebe |
ab 1993, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
PT. Trisula Abadi |
Heizfläche |
525 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 10 atm, D= 3000 mm, L= 6800 mm, Boilleur: D= 900 mm, L= 7238 mm, 196 Rauchrohre: D= 95/102 mm, L= 6866 mm, Q= 5 t/h |
|
ab 1994, noch 2017 |
Dampfkessel |
1 |
|
PT. Trisula Abadi |
Heizfläche |
525 |
qm |
Boilleur-Rauchrohrkessel, p= 10 atm, D= 3000 mm, L= 6800 mm, Boilleur: D= 900 mm, L= 7238 mm, 196 Rauchrohre: D= 95/102 mm, L= 6866 mm, Q= 5 t/h |
|
Zeit = 1: Zeitpunkt unbekannt
Zeit |
Bezug |
Abfolge |
andere Firma |
Kommentar |
1958 |
Holding, Dachgesellschaft |
zuvor |
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) |
Ab Verstaatlichung 1958 |
1 |
Holding, Dachgesellschaft |
zuvor |
Handelsvereeniging Amsterdam |
Bis Verstaatlichung 1958 |
ZEIT | 2009 |
THEMA | Firmendarstellung |
TEXT | PG Assembagoes yang berlokasi di Desa Trigonco Timur, Assembagoes, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur berdiri pada tahun 1891 oleh pemerintah Belanda dan ± 66 tahun peng-operasiannya dilakukan oleh Belanda yaitu "N.V. Kooy & Coster van Voorhout" dan selanjutnya pada tanggal 12 Desember 1957 diambil alih oleh Bangsa Indonesia.
PG Assembagoes merupakan lambang keberhasilan dalam pengelolaan kebun dan PG secara terintegrasi. Dukungan lahan hak guna usaha baik di Asembagus maupun Banyuwangi sangat menopang keberadaan PG tidak saja dalam pasokan tebu secara berkelanjutan, namun juga terselenggaranya kebun bibit dan peragaan yang sangat efektf dalam mewujudkan media pembelajaran bagi para petani. Limbah padat PG berupa blotong (filter cake) yang didekomposisikan dan diperkaya nutrisi menjadi biofertilizer dimanfaatkan untuk menjafa dan/atau meningkatkan kesuburan tanah.
Pada tahun 2011, PG Assembagoes merencanakan giling tebu sebanyak 415.005,5 ton (tebu sendiri 109.575,0 ton dan tebu rakyat 305.430,5 ton) yang diperoleh dari areal seluas 5.150,0 ha (TS 1.350,0 ha dan TR 3.800,0 ha). Gula dihasilkan diproyeksikan mencapai 32.564,9 ton (milik PG 16.691,1 ton dan milik petani 15.873,8 ton) dan tetes 18.675,4 ton. Selain areal berasal dari kecamatan dalam wilayah Kabupaten Situbondo, juga terdapat di Kabupaten Banyuwangi. Kapasitas PG 2.900 tth (tidak termasuk jam berhenti) atau 2.543,9 tth sudah termasuk jam berhenti.
Daya saing tebu yang lebih tinggi dibanding komoditas agribisnis lain, menjadikannya tanaman alternatif paling menguntungkan di mata petani. Produksi yang melimpah menyebabkan surplus sehingga sebagian di antaranya dipasok untuk PG-PG lain yang bahan bakunya belum mantap. Tercatat PG Pandjie dan PG Olean yang selalu mendapat limpahan tebu dari PG Assembagoes. Walaupun demikian, pengembangan areal terus dilakukan, baik TS maupun TR, seirama kapabilitas PG untuk menggiling tebu lebih banyak. Sasaran utama adalah daerah sawah berpengairan teknis yang secara agronomis juga digunakan untuk budidaya padi dan palawija. PG Assembagoes yakin melalui penerapan agroekoteknologi, kecukupan agroinputs, penataan masa tanam, dan perbaikan manajemen tebang-angkut, produktvitas yang meningkat akan menjadi daya tarik bagi petani untuk menjadikan tebu sebagai komoditas alternatif. Selain itu, pengembangan juga dilakukan ke lahan kering sepanjang air dapat dipompa secara artesis. Termasuk dalam konteks ini rencana kerja-sama pemanfaatan lahan perkebunan untuk ditanami tebu, seperti Pasewaran. Upaya menarik animo petani juga dilakukan melalui perbaikan kinerja pabrik dan kelancaran giling.
Sadar akan pentingnya tebu rakyat dalam pemenuhan kebutuhan bakan baku dan pengembangan PG lebih lanjut, pelayanan prima kepada petani teru diupayakan dengan sebaik-baiknya. Secara periodik, PG menyelenggarakan Forum Temu Kemitraan (FTK) guna membahas berbagai persoalan yang dihadapi petani, baik di luar maupun dalam masa giling. Dalam upaya peningkatan produktivitas, PG Assembagoes antara lain melakukan optimalisasi masa tanaman dan penataan varietas menuju komposisi ideal dengan proporsi antara masak awal, tengah dan akhir dengan sasaran 2010/11 berbanding 30-40-30. Melalui kebun semacam ini, petani diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang pengelolaan kebun melalui best agricultural practices.
PROFIL ADMINISTRATUR
Sejak Maret 2011, Administratur PG Assembagoes dijabat Burhan Chotib. Lahir di Yogyakarta tahun 1957, mendapatkan pendidikan S-1 Mekanisasi Pertanian dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Pendidikan tambahan antara lain Kursus Manajeme Perkebunan Madya dan Kursus Manajemen Perkebunan dari Lembaga Pendidikan Perkebunan. Sejumlah pelatihan yang berkaitan dengan agronomi dan penyuluhan pertanian beberapa kali diikutinya.
Mengawali karier sebagai Sinder Wilayah PTP XX, antara lain pernah ditugaskan di PG Bone. Dalam perjalanan kariernya, Burhan Chotib pernah menjabat Kepala Rayon, Kepala Bagian Tanaman PG Poerwodadie, dan Administratur PG Poerwodadie. |
QUELLE | http://www.ptpn-11.com/pg-assembagoes.html |
|