Pabrik Gula Kedawoeng

Allgemeines

FirmennamePabrik Gula Kedawoeng
OrtssitzPasuruan (Java)
Internet-Seitehttp://www.ptpn-11.com/pg-kedawoeng.html
Art des UnternehmensZuckerfabrik
AnmerkungenNiederländisch und noch bei [PTPN XI]: "Kedawoeng". Um 2000 eine der modernsten Zuckerfabriken auf Java: Hat eine Diffusionsanlage. Adresse: Pasuruan 67110 Telp: 0343-426200 Fax.: 0343-426200. Gehörte bis 1957 zu "Handelsvereeniging Amsterdam" (HVA). Durch die Verstaatlichung Teil von "PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)".
QuellenangabenIndonesian sugar mills machinery (1924)
HinweiseLiegt östlich von Pauaran; nördlich der Straße nach Gratitunan (-Bali)




Produkte

Produkt ab Bem. bis Bem. Kommentar
Rohrzucker 1925 Maschinenstatistik      




Betriebene Dampfmaschinen

Bezeichnung Bauzeit Hersteller
Dampfmaschine   Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel
Dampfmaschine   Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel
Dampfmaschine   Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel




Firmen-Änderungen, Zusammenschüsse, Teilungen, Beteiligungen


Zeit = 1: Zeitpunkt unbekannt

Zeit Bezug Abfolge andere Firma Kommentar
1958 Holding, Dachgesellschaft zuvor PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Ab Verstaatlichung 1958
1 Holding, Dachgesellschaft zuvor Handelsvereeniging Amsterdam Bis Verstaatlichung 1958




Allgemeines

ZEIT2009
THEMAFirmendarstellung
TEXTPG. Kedawoeng yang berlokasi di Desa Kedawoeng Kulon, Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur didirikan pada tanggal 6 November 1889 dengan nama NV.KEDAWOENG yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Mevron De Lebret. Saat itu terdapat dua pabrik yang lokasinya berdekatan yaitu Pabrik Gula Kawisrejo. Pada saat itu PG Kedawoeng sedang melakukan perluasan kebunnya kearah barat yang ternyata melewati daerah PG Kawisrejo yang pada saat itu mengalami pailit. Dengan beberapa pertimbangan maka PG Kawisrejo dibeli oleh PG Kedawoeng sekalian dengan areal kebunnya, sehingga pada tahun 1934 resmilah penggabungan kedua pabrik tersebut dengan statusnya menjadi NV. Culture Hatchappu dengan nama PG Kedawoeng.

Pada tahun 1942-1945 PG Kedawoeng diambil alih / dikuasai oleh jepang, pada bulan Juni 1947 setelah Clash I sampai dengan bulan Agustus kembali dikuasai oleh Belanda. Pada tahun 1948 di Indonesia terjadi gejolak yang terkenaldengan nama Tri Kora dan sesuai dengan Surat Perintah Militer No. 061/12/57 dan Undang-Undang Nasionalisme Perusahaan untuk Perusahaan Bekas Belanda No.86/58 yang disahkan pada tanggal 10 Desember 1957, maka PG Kedawoeng ikut pula di Nasionalisme.

Tahun 1961-1964 namanya dirubah menjadi Perusahaan Perkebunan Negara Kesatuan Jawa Timur III PG Kedawoeng. Pada bulan juli 1964 sampai dengan Juni 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Perkebunan Gula Negara / PN Karung Goni Inspeksi Daerah VII. Pada bulan Juli 1968-1975 statusnya menjadi PTP XXIV-XXV PG Kedawoeng. Tahun 1975 berubah lagi menjadi PTP XXIV-XXV (PERSERO) PG KEDAWOENG. Tanggal 14 Februari 1996 sesuai dengan Peraturan Pemerintah PTP XXIV-XXV PG KEDAWOENG diubah lagi menjadi PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG KEDAWOENG dengan Kantor Direksi di Jalan Merak No. 1 SURABAYA.

Pada tahun 2011, PG Kedawoeng merencanakan menggiling tebu sebanyak 285.416,9 ton (tebu sendiri 26.287,2 ton dan tebu rakyat 259,129,7 ton) yang diperoleh dari areal seluas 3.891,8 ha (TS 340,0 ha dan TR 3.551,8 ha). Gula dihasilkan diproyeksikan mencapai 20.024,0 ton (milik PG 8.017,3 ton dan milik petani 12.006,7 ton) dan tetes 12.843,8 ton. Selain Kabupaten Pasuruan, areal pengusahaan tebu PG Kedawoeng juga berasal dari Kabupaten Malang. Kapasitas PG 2.200,0 tth (tidak termasuk jam berhenti) atau 1.943,5 tth sudah termasuk jam berhenti.

PG Kedawoeng beberapa kali mengalami peningkatan kapasitas sejalan meningkatnya ketersediaan tebu. Pengembangan areal terus dilakukan, baik untuk TS maupun TR, khususnya untuk wilayah berpengairan teknis. Kalau pun belum berpengairan teknis, namun air dapat diupayakan melalui pompa artesis, penambahan areal juga mengarah ke sana. Harapan selanjutnya, petani mempunyai lebih banyak pilihan dalam mengusahakan komoditas usahatani yang dinilai paling profitable. Dalam 2 tahun ke depan, diharapkan kapasitas PG Kedawoeng menjadi 3.000 tth. Sadar akan pentingnya tebu rakyat dalam pemenuhan kebutuhan bakan baku dan pengembangan PG lebih lanjut, pelayanan prima kepada petani teru diupayakan dengan sebaik-baiknya. Secara periodik, PG menyelenggarakan Forum Temu Kemitraan (FTK) guna membahas berbagai persoalan yang dihadapi petani, baik di luar maupun dalam masa giling.

Dalam upaya peningkatan produktivitas, PG Kedawoeng antara lain melakukan optimalisasi masa tanaman, penataan varietas menuju komposisi ideal (proporsi antara masak awal, tengah dan akhir berbanding 30-40-30%), penyediaan agroinputs secara tepat, intensifikasi budidaya, dan perbaikan manajemen tebang angkut. Sedangkan untuk percepatan alih teknologi, PG Soedhono aktif menyelenggarakan kebun percobaan. Melalui kebun semacam ini, petani diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang pengelolaan kebun melalui best agricultural practices.



PROFIL ADMINISTRATUR

Sejak Oktober 2008, Administratur PG Kedawoeng dijabat oleh Tri Siswanto. Menyelesaikan pendidikan D-3 Teknologi Gula dari Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta. Sambil bekerja Tri Siswanto menyelesaikan pendidikan kesarjanaannya di Fakultas Pertanian. Pendidikan tambahan antara lain, kursus Manajemen Perkebunan juga dari LPP. Sebelum menjabat Administratur PG Kedawoeng, yang bersangkutan mendapat kepercayaan sebagai Kepala PASA Djatiroto.
QUELLEhttp://www.ptpn-11.com/pg-kedawoeng.html