Pabrik Gula Meritjan


Zum Vergrößern Bild anklicken


Pabrik Gula Meritjan: Pabrik Gula Meritjan: Ansicht / Pemandangan Pabrik Gula Meritjan: Pabrik Gula Meritjan: Verdampfstation / stasion penguapan Pabrik Gula Meritjan: Pabrik Gula Meritjan: Kristallisation / Kristalsasi Pabrik Gula Meritjan: PG Meritjan: Bagasse-Auslauf
Pabrik Gula Meritjan: P.G. Merican: Fabriklaboratorium


Allgemeines

FirmennamePabrik Gula Meritjan
OrtssitzMerican (Java)
PostleitzahlRI-64131
Internet-Seitehttp://www.ptpn10.com
Art des UnternehmensZuckerfabrik
AnmerkungenNoch um 2007 teilweise die niederländische Schreibweise "Meritjan", aber auch "Merican". Postalisch zu Kediri 64131. Gehört zu "PT Perkebunan Nusantara X (Persero)". 2005: Soll für eine Verarbeitungsmenge von 2.200 t/d reaktiviert werden [Berita Ekonomi, 25.08.2005]. Mühlen-Leistung (2000): 2515 t/d. 2006: Die Mühlenstraße hat für die 1. und 2. Stufe (n= 5,75 U/min) Dampfturbinen (P= 448/560 kW), die 3. hat hydrostatischen Antrieb und die 4. eine Kolbendampfmaschine. 2009: 2450 t/d Verarbeitskapazität. Bezug zu "Pabrik Gula Djatie" (Nganjuk) nicht ganz klar; die Fabriken werden oft gemeinsam genannt.
QuellenangabenIndonesian sugar mills machinery (1924); Internet; Besichtigung Gieseler (31.07.2006)
HinweiseLiegt nordwestlich von Kedri; westlich an der Straße Kedri - Ploso (- Kalangbret)




Unternehmensgeschichte

Zeit Ereignis
1884 Gründung
2007 Kampagne-Ergebnisse: 4.940 ha Anbaufläche, 90,7 t Zuckerrohr/ha, Ausbeute: 6,70 %, gemahlenes Zuckerrohr: 447.874 t, Kristall-Produktion: 29.995 t, Zuckerproduktion: 29.999 t, Anteil Melasse auf Rohr: 5,59 %, Mühlen-Kapazität: 2.095 t Rohr/d, 225 Mühlenbetriebstage, Gewinn: Rp. 2.575,5.
2008 Kampagne-Ergebnisse: 4.166 ha Anbaufläche, 87,5 t Zuckerrohr/ha, Ausbeute: 8,46 %, gemahlenes Zuckerrohr: 364.527 t, Kristall-Produktion: 30,839 t, Zuckerproduktion: 30.834 t, Anteil Melasse auf Rohr: 5,46 %, Mühlen-Kapazität: 2.284 t Rohr/d, 160 Mühlenbetriebstage, Gewinn: Rp. 1.677,1.
2009 Kampagne-Ergebnisse: 4.677 ha Anbaufläche, 82,2 t Zuckerrohr/ha, Ausbeute: 7,80 %, gemahlenes Zuckerrohr: 384.424 t, Kristall-Produktion: 29.975 t, Zuckerproduktion: 29.935 t, Anteil Melasse auf Rohr: 5,10 %, Melasseproduktion: 19.587 t, Mühlen-Kapazität: 2.565 t Rohr/d, 151 Mühlenbetriebstage, Gewinn: Rp. 23.693,3
07.06.2009 Beginn der Kampagne
2010 Kampagne-Ergebnisse: 5.167 ha Anbaufläche, 85,8 t Zuckerrohr/ha, Ausbeute: 6,57 %, gemahlenes Zuckerrohr: 440.805 t, Kristall-Produktion: 28.952 t, Zuckerproduktion: 28.759 t, Anteil Melasse auf Rohr: 5,73 %, Melasseproduktion: 25.248 t, Mühlen-Kapazität: 2.522 t Rohr/d, 176 Mühlenbetriebstage, Gewinn: Rp. 20.137,1
2011 Kampagne-Ergebnisse: 4.709 ha Anbaufläche, 85,8 t Zuckerrohr/ha, Ausbeute: 7,60 %, gemahlenes Zuckerrohr: 404.037 t, Kristall-Produktion: 30.693 t, Zuckerproduktion: 30.630 t, Anteil Melasse auf Rohr: 6,34 %, Melasseproduktion: 25.624 t, Mühlen-Kapazität: 2.760 t Rohr/d, 138 Mühlenbetriebstage, Gewinn: Rp. 17.649,4




Produkte

Produkt ab Bem. bis Bem. Kommentar
Rohrzucker 1884 Beginn 2007 in Betrieb  




Betriebene Dampfmaschinen

Bezeichnung Bauzeit Hersteller
Dampfmaschine 1929 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpmaschine   Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpe 1909 Röhrig & König, Maschinenfabrik, Eisen- und Metallgießerei
Dampfpumpmaschine   Breitfeld, Danek & Co.
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfpumpmaschine   unbekannt
Dampfpumpe   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfpumpen   A. S. Cameron & Co., Engineers
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfmaschine   Société Anonyme des Ateliers de Construction J. J. Gilain
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine   Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfpumpe   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfpumpe   unbekannt




Personal

Zeit gesamt Arbeiter Angest. Lehrl. Kommentar
2007 956        
2008 960        
2009 896        
2010 864        
2011 855        




Produktionszahlen

von bis Produkt im Jahr am Tag Einheit
2007 2007 Zucker 29999   t
2008 2008 Zucker 30834   t
2009 2009 Zucker 29875   t
2010 2010 Zucker 28759   t
2011 2011 Zucker 30630   t




Firmen-Änderungen, Zusammenschüsse, Teilungen, Beteiligungen


Zeit = 1: Zeitpunkt unbekannt

Zeit Bezug Abfolge andere Firma Kommentar
1 Holding, Dachgesellschaft zuvor PT Perkebunan Nusantara X (Persero) Um 2000




Allgemeines

ZEIT2013
THEMAGern einen Geschichts-Ausflug zur Zuckerfabrik machen
TEXTAsyiknya Berwisata Sejarah ke Pabrik Gula.

Pilihan berwisata kini semakin beragam. Selain wisata berbasis alam dan budaya, satu lagi jenis wisata yang patut dilirik adalah wisata sejarah. Nah, tempat yang asyik untuk berwisata sejarah adalah pabrik gula yang dikenal sebagai bangunan peninggalan Belanda.
Cara asyik berwisata ini pula yang dilakukan di Pabrik Gula (PG) Meritjan, Kediri, Jawa Timur. Di PG yang berdiri sejak 1809 tersebut, akhir pekan ini puluhan anak muda diajak berkeliling melihat lori-lori tebu hingga mesin penggilingan yang bisa tetap prima dalam memproduksi gula meski berusia uzur.
"Pabrik kami sudah lama hadir dan ikut membentuk budaya agraris di Kediri. Sebagian masih peninggalan Belanda, sebagian lagi telah kami ganti untuk kepentingan peningkatan produksi gula," ujar General Manager PG Meritjan, DD Poerwantono, Sabtu (24/11/2013).
Tampak puluhan anak muda dari komunitas Tani Club (kumpulan kaum muda yang menggeluti pertanian) keluar-masuk PG Meritjan yang merupakan unit usaha dari BUMN PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Kegiatan wisata sejarah berpadu fotografi ini diberi nama "Farmography". Sebelum memasuki pabrik gula, mereka juga diajak ke kebun tebu.
Sejumlah pemandu dari PG Meritjan menjelaskan tentang fungsi mesin dan tahun pembuatannya di pabrik berkapasitas giling 2.800 ton tebu per hari tersebut. Ada mesin-mesin di stasiun puteran, stasiun gilingan, hingga stasiun masakan. Stasiun-stasiun tersebut mempunyai fungsi-fungsi tersendiri dalam mengolah tebu menjadi gula kristal putih alias gula pasir.
Kepada para peserta Farmography, para pemandu menjelaskan tentang sejarah budidaya tebu menjadi gula yang telah hadir di Indonesia lebih dari dua abad silam. Kehadiran penjajah Belanda menandai sejarah industrialisasi gula di Indonesia.
Pada 1930-an, Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar di dunia setelah Kuba. Di masa penjajahan, gula menjadi komoditas andalan Belanda dalam mengeruk pundi-pundi uang dari tanah jajahan. Tak heran, ketika itu Hindia Belanda (Indonesia) disebut sebagai "gabus tempat mengapung negeri Belanda".
Namun, kini Indonesia menjadi importir gula. Minat kaum muda untuk menggeluti sektor pertanian menurun. "Karena itulah, kami pancing dengan berwisata sejarah sekaligus mengabadikan pabrik dalam karya fotografi. Kami buat fun untuk menunjukkan bahwa dunia budidaya tebu ini menyenangkan. Kita belajar sejarah sekaligus edukasi bahwa bisnis budidaya tebu cukup menjanjikan," kata Poerwantono.
Sekretaris Perusahaan PTPN X, M. Cholidi, mengatakan, pihaknya kini memang merancang wisata sejarah (heritage tourism) di pabrik gula. "Potensinya cukup besar, selama ini sudah jalan di sejumlah pabrik gula tapi masih bersifat sporadis. Banyak turis terutama Belanda yang punya keterkaitan dengan Indonesia, yang minat dengan jenis wisata ini," kata Cholidi.
QUELLE[Kompas, 24.11.2013]