Pabrik Gula Padjarakan


Zum Vergrößern Bild anklicken


Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Fabrikeingang / Masuk pabrik Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Fabrikansicht / Pemandangan pabrik Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Zuckerhaus / Stasiun puteran Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Kristallisatoren / Kristalisasi
Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Mühlenstation / Stasiun giling Pabrik Gula Padjarakan: Pabrik Gula Padjarakan: Mühlenstation / Stasiun giling


Allgemeines

FirmennamePabrik Gula Padjarakan
OrtssitzPajarakan (Java)
Internet-Seitehttp://www.ptpn-11.com/pg-padjarakan.html
Art des UnternehmensZuckerfabrik
AnmerkungenNiederländisch: "Padjarakan und noch bei [PTPN XI]". Mühlen-Leistung (2000): 1117 t/d. Gehört postalisch zu Probolinggo. Gehörte bis 1957 zu "Handelsvereeniging Amsterdam" (HVA). Durch die Verstaatlichung Teil von "PT Perkebunan Nusantara XI (Persero)".
QuellenangabenDickinson: Steam equipment in Javan sugar mills; Internet (steam@dial.pipex.com) [Instalatie staat, Bagian instalasi (2007)] Dokumentation Gieseler (03.08.2006/18.08.2007) Stork-Fotosammlung
HinweiseLiegt östlich von Probolinggo, an der der Küstenstraße nach Bali; nordwestlich des Orts Patokan, links der Straße. Liegt an einer kleinen Stichstraße südlich der Hauptstraße ca. 150 m entfernt. Die Wache des Sicherheitsdiensts rechts davon, die Fabrik ist links.




Unternehmensgeschichte

Zeit Ereignis
1830 Gründung durch die "Anemaet & Co."
1942 Die Fabrik ist in der Zeit der japanischen Besetzung außer Betrieb, und die Siedlung wird japanisches Militärgelände.
23.12.1948 Ãœbernahme durch die "Javanch Kultur Matchappyj N.V." und Beginn des Wiederaufbaus der seit ca. sechs Jahren stillstehenden Fabrik.
1951 Wiederaufnahme des Betriebs als Fabrik im niederländischen Privateigentum
05.12.1957 Gesetz zur Übernahme von niederländischem Besitz durch den indonesischen Staat und Umbenennung in "Perusahaan Perkebunan Negara Baru"
1960 Vereinigung der Perusahaan Perkebunan im Zuständigkeitsbereich der P.P.N weiter mit P.P.N Baru und Bildung der "Lembaga Badan Pimpinan Umum" Abteilung "Perusahaan Perkebunan Negara", abgekürzt: BPU-PPN
1963 Umorganisation und Bildung der "BPU-PPN Gula Jatim Inspeksi Daerah VII"
1968 Lt. Regelung der Regierung wird aus der "BPU-PPN Gula Jatim Inspeksi Daerah VII" die "P.N.P XXIV (Perusahaan Negara Perkebunan XXIV) Pabrik Gula Padjarakan".
13.12.1974 Lt. Regelung der Regierung wird aus der "P.N.P XXIV (Perusahaan Negara Perkebunan XXIV) Pabrik Gula Padjarakan" die "P.T.P XXIV (PERSERO) P.G. Padjarakan".
28.04.1975 Lt. Regelung der Regierung Vereinigung der "P.T.P XXIV" mit der "P.T.P XXV" und Bildung der "P.T.P XXIV-XXV (PERSERO)" mit der Pabrik Gula Padjarakan
1997 Die "PTPN XI (PERSERO)" wird durch die Vereinigung von "PTP XX (PERSERO)" mit "P.T.P XXIV-XXV (PERSERO)" unter dem namen "PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA PADJARAKAN" gebildet.
2011 Für 2011 ist eine Verarbeitungsmenge von 152.840 t Zuckerrohr von einer Anbaufläche von 2.100 ha mit einem Zuckerertrag von 10.458,5 t und 6.877,9 t Bagasse vorgesehen. Die Verarbeitungskapazität der Fabrik beträgt 1.250 t Rohr pro Tag (einschl. Betriebsunterbrechungen: 1.118,1 t/d.




Produkte

Produkt ab Bem. bis Bem. Kommentar
Rohrzucker 1834 Beginn zwischen 1813 und 1834 2007 in Betrieb  




Betriebene Dampfmaschinen

Bezeichnung Bauzeit Hersteller
Dampfmaschine 1916 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine 1916 Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine 1917 Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfmaschine 1910 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfmaschine 1917 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpe 1926 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfmaschine 1920 unbekannt
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfpumpe   Wegelin & Hübner, Maschinenfabrik und Eisengießerei AG
Dampfmaschine   unbekannt
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine   Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfmaschine   Hallesche Maschinenfabrik und Eisengießerei vorm. Riedel & Kemnitz
Dampfmaschine   Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfpumpe   unbekannt
Dampfmaschine 1913 Machinefabriek Gebr. Stork & Co.
Dampfpumpe   unbekannt




Firmen-Änderungen, Zusammenschüsse, Teilungen, Beteiligungen


Zeit = 1: Zeitpunkt unbekannt

Zeit Bezug Abfolge andere Firma Kommentar
1958 Holding, Dachgesellschaft zuvor PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Ab Verstaatlichung 1958
1 Holding, Dachgesellschaft zuvor Handelsvereeniging Amsterdam Bis Verstaatlichung 1958




Allgemeines

ZEIT2009
THEMAFirmendarstellung
TEXTPabrik Gula Padjarakan yang berlokasi di Desa Sukokerto, Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menurut JAARBOEK VOOR SUIKERFABRIKANTEN OP JAVA 1913/14 didirikan oleh suatu Perusahaan Belanda yang bernama ANEMAET & CO pada jaman Pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1830.

Sejak didirikan sampai kedatangan Jepang di Indonesia ± 1942 tidak ada catatan / dokumen yang pasti yang bisa menceriterakan riwayat Pabrik Gula Padjarakan. Selama Pemerintahan Jepang di Indonesia ± tahun 1942 s/d 1945, Pabrik Gula Padjarakan tidak beroperasi, bahkan komplek perumahan Pabrik Gula Padjarakan dijadikan markas tentara Jepang, sehingga sejak masa Pemerintahan Jepang tersebut Pabrik Gula Padjarakan tidak beroperasi, yang akhirnya mengakibatkan sebagian besar mesin-mesinnya banyak yang rusak.

Baru mulai tahun 1948 (menurut dokumen yang ada tanggal 23 Desember 1948) Pabrik Gula Padjarakan diambil alih oleh Javanch Kultur Matchappy N.V. dan mulai dibangun kembali. Karena Pabrik sudah berhenti selama ± 6 tahun, maka dengan perbaikan yang memakan waktu ± 3 tahun akhirnya Pabrik Gula Padjarakan baru dapat mulai beroperasi kembali pada masa giling 1951, sebagai pabrik swasta milik orang Belanda.

Dalam rangka perjuangan masuknya Irian Barat ke wilayah Republik indonesia maka dengan Surat Penguasa Militer / Menteri Pertahanan No.1063/PMT/1957 tanggal 5 Desember 1957 Perusahaan milik Belanda diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia (termasuk P.G. Padjarakan) dan kemudian diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru atau disingkat P.P.N Baru. Yang selanjutnya pada tahun 1960 diadakan penggabungan antara Perusahaan Perkebunan dalam lingkup P.P.N lama dengan P.P.N baru menjadi suatu Lembaga Badan Pimpinan Umum urusan Perusahaan Perkebunan Negara disingkat BPU-PPN yang berkedudukan di Jakarta dengan perwakilan BPU-PPN Jawa Timur Surabaya.

Pada tahun 1963 diadakan reorganisasi menjadi BPU-PPN Gula Jatim Inspeksi Daerah VII. kemudian 1968 diadakan reorganisasi lagi atas dasar Peraturan Pemerintah No.13 tahun 1968 dari BPU-PPN Gula Jatim Inspeksi Daerah VII menjadi P.N.P XXIV (Perusahaan Negara Perkebunan XXIV) Pabrik Gula Padjarakan. Lalu pada tahun 1974 dengan Peraturan Pemerintah No.44 tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974 direorganisasi lagi dari P.N.P XXIV P.G Padjarakan menjadi P.T.P XXIV (PERSERO) P.G. Padjarakan. Dan pada tahun 1975 dengan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1975 tanggal 28 April 1975 diadakan penggabungan antara P.T.P XXIV dengan P.T.P XXV menjadi P.T.P XXIV-XXV (PERSERO) yang mana sampai dengan saat ini masih tetap dengan nama: P.T.P XXIV-XXV (PERSERO) PABRIK GULA PADJARAKAN. Ahirnya pada tahun 1997 diadakan reorganisasi kembali menjadi PTPN XI (PERSERO) , yang merupakan penggabungan dari PTP XX (PERSERO) dengan P.T.P XXIV-XXV (PERSERO) sampai sekarang dengan nama : ? PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA PADJARAKAN ?.

Pada tahun 2011, PG Padjarakan merencanakan giling tebu sebanyak 152.840,0 ton (tebu sendiri 13.570,0 ton dan tebu rakyat 139.270,0 ton) yang diperoleh dari areal seluas 2.100,0 ha (TS 160,0 ha dan TR 1.940,0 ha). Gula dihasilkan diproyeksikan mencapai 10.458,5 ton (milik PG 4.217,7 ton dan milik petani 6.240,8 ton) dan tetes 6.877,9 ton. Selain areal berasal dari kecamatan dalam wilayah Kabupaten Probolinggo, juga terdapat di Kabupaten Lumajang yang pembinaannya dilakukan PG Padjarakan sejak awal. Kapasitas PG 1.250,0 tth (tidak termasuk jam berhenti) atau 1.118,1 tth sudah termasuk jam berhenti.

PG Gending beberapa kali mengalami pemantapan kapasitas sejalan meningkatnya ketersediaan tebu dari yang semula hanya 1.100 tth. Pengembangan areal terus dilakukan, baik TS maupun TR, seirama kapabilitas PG untuk menggiling tebu lebih banyak. Sasaran utama adalah daerah sawah berpengairan teknis yang secara agronomis juga digunakan untuk budidaya padi dan palawija. PG Padjarakan yakin melalui penerapan agroekoteknologi, kecukupan agroinputs, penataan masa tanam, dan perbaikan manajemen tebang-angkut, produktvitas yang meningkat akan menjadi daya tarik bagi petani untuk menjadikan tebu sebagai komoditas alternatif. Selain itu, pengembangan juga dilakukan ke lahan kering sepanjang air dapat dipompa secara artesis. Upaya menarik animo petani juga dilakukan melalui perbaikan kinerja pabrik dan kelancaran giling.

Sadar akan pentingnya tebu rakyat dalam pemenuhan kebutuhan bakan baku dan pengembangan PG lebih lanjut, pelayanan prima kepada petani teru diupayakan dengan sebaik-baiknya. Secara periodik, PG menyelenggarakan Forum Temu Kemitraan (FTK) guna membahas berbagai persoalan yang dihadapi petani, baik di luar maupun dalam masa giling.

Dalam upaya peningkatan produktivitas, PG Padjarakan antara lain melakukan optimalisasi masa tanaman dan penataan varietas menuju komposisi ideal dengan proporsi antara masak awal, tengah dan akhir dengan sasaran 2010/11 berbanding 30-40-30. Melalui kebun semacam ini, petani diharapkan dapat belajar lebih banyak tentang pengelolaan kebun melalui best agricultural practices.



PROFIL ADMINISTRATUR

Sejak April 2009, Administratur PG Padjarakan dijabat Wahyu Murdayat. Lahir di Semarang tahun 1957. Menyelesaikan pendidikan S-1 Mekanisasi Pertanian dari Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tambahan pendidikan antara lain Kursus Manajemen Perkebunan dari Lembaga Pendidikan Perkebunan. Selain itu, beberapa kali mendapatkan pelatihan bidang agronomi, penyuluhan pertanian, dan kepemimpinan sosial.

Mengawali karier sebagai Agronomist/Sinder Wilayah di PG Pradjekan/PTP XXIV-XXV. Dalam perjalanan kariernya Wahyu Murdayat, antara lain pernah menjabat Kepala Bagian Tanaman PG Pandjie, Kepala Bagian Tanaman PG Assembagoes, Staf Senior Bidang Agronomi di Kantor Pusat, Kepala Bagian Tanaman PG Kedawoeng, dan Kepala Bagian Tanaman PG Semboro.
QUELLEhttp://www.ptpn-11.com/pg-padjarakan.html